Jakarta, 18 Februari 2025 — Memperingati 51 tahun kiprahnya, Teater Keliling kembali menghadirkan teater musikal berjudul MIRAH. Sebelumnya, komunitas teater ini sukses menggelar musikal Mega-Mega, adaptasi dari karya Arifin C. Noer, yang berhasil memukau ribuan penonton di Gedung Kesenian Jakarta pada Februari 2024 lalu. Simak keseruan musikal MIRAH bersama!


Agenda Konferensi Pers

Untuk memperkenalkan MIRAH, Teater Keliling menggelar konferensi pers pada Rabu, 5 Februari 2025, di Galeri Indonesia Kaya. Acara ini dihadiri oleh 27 sponsor, 41 media, dan 27 komunitas. Dalam kesempatan tersebut, terdapat penampilan beberapa lagu MIRAH oleh para talent, seperti Telor Dadar, Wanita Terhormat, dan Tempat di Hati. Sesi tanya jawab juga digelar dengan para talent serta orang-orang penting di balik produksi musikal ini.

Konferensi pers teater musikal MIRAH bersama para talent dan tim kreatif (Sumber: Teater Keliling)

Konferensi pers teater musikal MIRAH bersama para talent dan tim kreatif (Sumber: Teater Keliling)

Kolaborasi dengan Para Ahli

Konferensi pers tersebut dilakukan dengan maksud memperkenalkan teater musikal MIRAH, karya original dari Teater Keliling yang ditulis oleh Dolfry Inda Suri (Produser), dibuat sempurna oleh Rudolf Puspa (Sutradara), Ir. Dery Sirna (Produser Eksekutif), dan Haikal Ilmi Akbar (Manajer Produksi).

Untuk memperkaya musikal ini, Teater Keliling berkolaborasi dengan Ruang Bunyi Production, yang melibatkan Andro Regantoro (bassist Nidji) dan Chikita Amanda (komposer dan produser musik ternama di Indonesia). Selain diciptakan oleh Andro Nidji dan Chikita Amanda dari Ruang Bunyi, penulisan lirik beberapa lagu MIRAH juga turut dibantu oleh Helmi Taher, Dolfry Inda Suri, Dinda Mutiasari dan Turiano Simatupang.

Lalu, dari segi vokal dan pencarian pemeran, Teater Keliling menggandeng sekolah musik bernama Bina Musik Jakarta, yang didirikan oleh Julius Firdaus dan Clarentia Prameta. Mereka juga dibantu oleh Angkasa Thulo, salah satu guru Bina Musik Jakarta yang aktif di dunia teater dan perfilman.

Untuk koreografi, MIRAH mendapat sentuhan dari Lian Saputra, Haikal Ilmi, dan Galuh Agata, yang ahli dalam tari modern dan tradisional. Sementara itu, untuk adegan silat, Teater Keliling menunjuk Adjie Maulana, seorang pesilat dari Perguruan Silat Betawi Tanah Abang, yang dibantu oleh Adyo Kumoro Amos, Alam Haqiqi, dan Siti Alma.

Jadwal Pementasan MIRAH

Sebelum pertunjukan utama, MIRAH telah mengadakan dua mini showcase, yakni di Mall Kuningan City (25 Januari 2025) dan di Pos Bloc Jakarta (1 Februari 2025). Kedua acara ini menarik banyak penonton dari berbagai kalangan.

Konferensi pers MIRAH bersama para talent (Sumber: Teater Keliling)

Konferensi pers MIRAH bersama para talent (Sumber: Teater Keliling)

Musikal MIRAH akan dipentaskan pada 22-23 Februari 2025 di Taman Ismail Marzuki (TIM), dengan dua sesi per hari: sesi siang (14.00 WIB) dan sesi malam (19.30 WIB). Dua tim yang akan tampil adalah Tim Jawara dan Tim Pendekar. Penjualan tiket berlangsung sukses, dengan presale 1 dan presale 2 yang habis dalam waktu singkat.

Mengenal Mirah, Jawara Wanita dari Marunda

Mirah, merupakan seorang pendekar asal Betawi yang menjadi jawara wanita pertama dari Marunda, pada abad 18 lalu. Ia merupakan anak semata wayang Bang Bodong, yang telah ditinggal wafat oleh ibunya sejak masih kecil. Agar tumbuh menjadi wanita kuat, Mirah diajarkan silat oleh Bang Bodong, yang juga merupakan pendiri Padepokan Silat Marunda.

Kisah Mirah ini, menjadi asal muasal adanya adat palang pintu di pernikahan adat Betawi. Melihat anaknya sudah tumbuh dengan cantik, Bang Bodong menginginkan Mirah untuk segera menikah, namun Mirah menolak dan hanya ingin menikah dengan orang yang bisa mengalahkannya. Tak lama sejak itu, ada peristiwa perampokan di rumah Babah Yong, berita ini cepat menyebar, nama Asni seorang Jawara dari Kemayoran, tertuduh sebagai pelaku perampokan, namun tidak terbukti.

Asni yang tidak terima, segera mencari siapa perampoknya dan mencurigai bahwa si perampok berasal dari Marunda, sehingga ia mendatangi Marunda dan terjadilah pertarungan antar kedua perguruan silat tersebut. Pada pertikaian ini, Bang Bodong dan Mirah kalah di tangan Asni. Bang Bodong yang terpukau dengan kehebatan Asni, kemudian menjodohkan pemuda tersebut dengan Mirah, anak gadisnya.

Selain ketangguhan dan kehebatan Mirah menjadi seorang jawara silat, Mirah juga dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita. Pada masa penjajahan Belanda, Mirah berani melawan dan membebaskan wanita-wanita dari Timur yang diperbudak penguasa, saat itu. Sehingga, sudah seharusnya nama Mirah selalu dikenang sampai kapanpun.

Teater Keliling: 51 Tahun Berkarya

Sejak berdiri pada 13 Februari 1974, Teater Keliling telah mempersembahkan berbagai pertunjukan teater musikal berbasis cerita rakyat, legenda, dan sejarah. Beberapa karya terkenalnya meliputi Takdir Cinta Pangeran Diponegoro karya Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro, JAS MERAH karya Rudolf Puspa, Calon Arang, Aku Chairil, dan Mega-Mega.

Hingga kini, Teater Keliling telah melakukan 1.725 pertunjukan di seluruh Indonesia, serta tampil di berbagai festival internasional di Singapura, Malaysia, Thailand, Australia, Pakistan, Mesir, Korea Selatan, Rumania, Jerman, dan Spanyol.

Melalui pementasan MIRAH, Teater Keliling berharap dapat terus mengembangkan teater musikal di Indonesia dan membawa karya-karya lokal berkualitas ke kancah internasional, sesuai dengan tagline MIRAH: #MirahkanDunia #SaveMirah.

(aidn/wlm)


###

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Instagram resmi @teaterkelilingind.

Kontak:
Hilda Jofira
Promotion & Media Partner
+62 851 5544 9244