Padang, 9 November 2024 Muchtada Muthohari adalah seorang mahasiswa penuh semangat dari Universitas Andalas (UNAND) yang baru saja menyelesaikan perjalanan luar biasa sebagai peserta program Global Volunteer dari AIESEC. Melalui program ini, Muchtada bergabung dalam Sawasdee Thailand Project yang berfokus pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) nomor 4: Pendidikan Berkualitas (Quality Education). Yuk, simak kisah serunya selama bertualang di Thailand!


Kenapa Thailand?

Muchtada awalnya ragu untuk ikut program ini karena merasa belum cukup percaya diri. Tapi, melihat teman-teman yang sudah punya pengalaman serupa, dia akhirnya mantap untuk mencoba hal baru dan menguji kemampuannya. Program ini menawarkan kesempatan untuk mengajar di Sri Narong Phittayalai School, Provinsi Surin, Thailand, dan Muchtada merasa program ini selaras dengan passion-nya di bidang pendidikan.

“Aku percaya bahwa hidup adalah tentang menemukan dan mengembangkan potensi diri. Salah satu cara terbaikku untuk melakukannya adalah dengan keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan baru itu. Dan menurutku, program ini tidak hanya berkaitan dengan mengajar saja, tapi juga bikin saya sadar kalau dunia ini sangatlah luas,” kata Muchtada.

Sawasdee Thailand Project bukan sekadar kesempatan untuk mengajar di luar negeri, tetapi juga cara untuk membuka wawasan, di mana proyek ini selalu berhasil mendatangkan peserta dari berbagai negara sambil menciptakan suasana multikultural yang kaya. Terlebih lagi, proyek ini memang dikenal punya reputasi keren dan ulasan positif dari peserta sebelumnya. Itulah yang membuat Muchtada yakin untuk mendaftar. Selain itu, Thailand dan Indonesia punya budaya yang mirip, jadi dia berpikir bakal lebih mudah beradaptasi. Tapi ternyata, tantangan terbesarnya justru soal komunikasi dengan siswa dan guru. Untungnya, ada teknologi seperti Google Translate yang membantu banget!

Serunya Jadi Pengajar Bahasa Inggris di Thailand

Selama di Surin, Muchtada mengajar bahasa Inggris untuk siswa SMP dan SMA. Mulai dari pronunciation dasar, kata kerja sehari-hari, sampai percakapan sederhana, semua disampaikan dengan gaya fun dan interaktif. Dia bahkan menggunakan lagu dan quizizz buat bikin kelas jadi lebih hidup! Nggak cuma ngajar bahasa, Muchtada juga mengenalkan budaya Indonesia, dari tari tradisional, makanan khas, hingga keindahan alam Indonesia.

Muchtada's memorable moment with his students as a teacher in Thailand

Muchtada’s memorable moment with his students as a teacher in Thailand

Menjadi pengajar di Sri Narong Phittayalai School adalah pengalaman yang memperkaya. Di situ saya sadar, ngajar itu nggak cuma soal transfer ilmu, tapi juga soal bangun kepercayaan diri siswa buat berani ngomong bahasa Inggris, Saya melihat langsung bagaimana pendidikan bisa menjadi jembatan untuk memahami budaya lain,” jelas Muchtada. Dari pengalaman ini, dia merasa keterampilan interpersonalnya makin tajam, terutama dalam menciptakan suasana kelas yang nyaman dan ramah.

Tantangan di Thailand yang Mudah Diatasinya 

Salah satu tantangan yang dihadapi Muchtada adalah akses makanan halal di daerah Surin. Tapi, Muchtada udah siap dengan bawa stok makanan instan dari Indonesia, dan beradaptasi dengan kondisi di sana. Meski begitu, masyarakat dan guru di Surin sangat ramah, bahkan sering mengajaknya jalan-jalan dan mencicipi kuliner lokal yang bisa dinikmati dirinya sebagai seorang Muslim. Dia juga melakukan kunjungan ke Taman Gajah dan Pasar Durian, yang mana menjadi momen seru yang tak terlupakan.

Muchtada is trying Thailand's culinary

Muchtada is trying Thailand’s culinary

“Rasanya kaya punya keluarga baru di sana. Mereka bikin saya merasa diterima dan betah,” kata Muchtada. Pengalaman ini membuat saya merasa diterima dengan hangat dan semakin yakin bahwa volunteerism adalah salah satu cara terbaik untuk membangun koneksi lintas budaya,” sebutnya.

Belajar Banyak dari Pengalaman Global Volunteer

Ikut program Global Volunteer nggak cuma mengasah keterampilan mengajar Muchtada, tapi juga banyak soft skill lain, seperti leadership, manajemen waktu, dan problem solving. Ini jadi modal penting buat dia menghadapi tantangan di dunia kerja nantinya. Dan yang paling menarik, pengalaman ini ternyata membuka jalan bagi Muchtada untuk mendapat tawaran jadi asisten dosen di kampus setelah program selesai, serta membuatnya merasa lebih siap mengejar peluang lain, termasuk beasiswa dan program IISMA dari Kemendikbud.

“Kesempatan ini juga membuka jalan bagi saya untuk mendapatkan tawaran sebagai asisten dosen setelah program berakhir, yang merupakan peluang luar biasa dalam karier akademik saya. Setelah mengikuti program ini, saya semakin termotivasi untuk mengejar berbagai peluang lain seperti beasiswa, magang, dan program IISMA dari Kemendikbud. Program Global Volunteer telah menjadi batu loncatan bagi saya untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat. Buat yang masih ragu, ini saatnya buat coba! Program ini bakal bantu kamu buat keluar dari zona nyaman dan temukan jati diri kamu,” ujar Muchtada.

Keputusan Berharga

“Bergabung dengan AIESEC, terutama melalui program Sawasdee Thailand Project, adalah keputusan yang sangat berharga bagi saya. AIESEC telah mendukung saya dalam berbagai aspek, mulai dari persiapan administrasi hingga keberangkatan. Bimbingan yang saya dapatkan selama proses pendaftaran sangat membantu, mulai dari CV review, interview preparation, hingga visa dan persiapan keberangkatan. AIESEC in UNAND dan UIN Jakarta benar-benar memberikan pelayanan yang maksimal untuk memastikan setiap peserta merasa siap dan nyaman menjalani perjalanan mereka. Saya merasa puas dengan semua dukungan yang diberikan dan bangga bisa menjadi bagian dari komunitas global ini,” tuturnya.

Muchtada with his AIESEC friends

Muchtada with his AIESEC friends

Pesan Muchtada

“Bagi mahasiswa yang masih ragu untuk mengikuti program Global Volunteer, saya ingin mengatakan bahwa ini adalah kesempatan yang tak boleh dilewatkan. Menghadapi tantangan di luar negeri memang tidak mudah, tetapi justru di situlah letak pembelajaran yang paling berharga. Rasa takut dan ketidakpercayaan diri hanya akan menghambat kita untuk berkembang. Melalui program ini, saya telah membuktikan bahwa keluar dari zona nyaman adalah kunci untuk menemukan potensi diri yang sebenarnya. Jadi, berhentilah bertanya “What if…” dan mulailah bertanya “Why not?”, tutup Muchtada.

Jadi, kalau kamu pengen punya pengalaman seru dan bermanfaat seperti Muchtada, why not coba aja program Global Volunteer dari AIESEC? Siapa tahu, ini bisa jadi langkah awal untuk petualanganmu selanjutnya!

Klik link pendaftaran aiesec.or.id/globalvolunteer ini untuk akses menuju langkahmu bagi dunia!

(mtd/wlm)