Malang, 22 Juli 2025 — Hoy AIESEC! Saat mendengar program pertukaran pelajar, volunteer, atau magang ke luar negeri, kamu pasti mempertimbangkan negara yang cocok dan program yang paling pas, kan?
Nah, Vallerie Angelique Effendi dari AIESEC in UB juga sempat di fase itu. Tapi setelah banyak pertimbangan, pilihannya jatuh ke Vietnam dengan fokus di SDG 4: Quality Education (Pendidikan Berkualitas).
Kenapa bisa begitu? Dari sistem pendidikan yang melejit, keramahan penduduk, kuliner lezat, hingga alam yang memukau, pengalaman Vallerie di Vietnam menjadi bukti bahwa volunteer bisa jadi petualangan yang tak terlupakan. Yuk, simak ceritanya selengkapnya!
Mengapa Global Volunteer adalah Pilihan Tepat
Masa liburan semester tiba adalah momen sempurna untuk mengisi waktu luang dengan cara yang seru dan bermanfaat. Kita bisa beristirahat, menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman, menekuni kembali hobi yang sempat tertunda, atau bahkan mencoba sesuatu yang lebih bermakna.
Nah, kalau kamu ingin liburan yang berdampak positif, bisa jalan-jalan, dan kenalan dengan orang baru dari berbagai negara, program AIESEC Global Volunteer adalah pilihan yang tepat! Program ini mengajak kamu untuk menjadi relawan di luar negeri, terlibat langsung dengan proyek-proyek sosial yang relevan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), sekaligus mendapatkan pengalaman lintas budaya yang tak terlupakan.
Setiap negara menawarkan pengalaman volunteer yang berbeda, sehingga penting untuk menyesuaikan pilihan dengan minat dan tujuan pribadimu. Vallerie memilih Vietnam untuk program volunteer-nya, bukan hanya karena negara ini sedang naik daun di bidang pendidikan, tapi juga karena suasananya yang hangat, kulinernya yang unik, dan keindahan alamnya yang luar biasa.
Vallerie mengajar Bahasa Inggris kepada murid di Vietnam untuk mendukung SDG 4 (Sumber: Data Internal AIESEC)
Alasan Vallerie Memilih Vietnam untuk Program Volunteer-nya
1. Berdampak dengan Mengajar
Bagi Vallerie, menjadi volunteer bukan hanya soal mengajar anak-anak, tetapi juga belajar banyak hal dari mereka dan sistem pendidikan di sana. Lewat program ini, Vallerie tidak hanya berbagi ilmu Bahasa Inggris, tetapi juga belajar bagaimana caranya membangun kepercayaan diri anak-anak, menjadi pendengar yang baik, dan mengasah empati. Fokus pada SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas menjadikan pengalaman Vallerie terasa sangat bermakna karena ia berkontribusi langsung dalam membentuk masa depan anak-anak di Vietnam.
Menariknya, dalam beberapa tahun terakhir, pendidikan Vietnam sedang melejit dan menunjukkan performa luar biasa di berbagai tes internasional, bahkan mampu mengalahkan beberapa negara maju. Di tahun 2018, pendidikan Vietnam jauh di bawah Indonesia, namun di tahun 2022, Vietnam menjadi yang terbaik kedua di Asia Tenggara!
Vallerie melihat ini sebagai kesempatan emas untuk melihat langsung sistem pendidikan yang efektif dan belajar banyak hal yang bisa dibawa pulang ke Indonesia. Siapa tahu, dari pengalaman ini bisa tumbuh ide-ide untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air juga, ya kan?
2. Masyarakat Vietnam Ramah kepada Turis
Salah satu hal yang membuat Vallerie merasa aman dan betah di Vietnam adalah keramahan penduduk lokalnya. Bahkan saat masih bingung arah jalan dan tidak bisa berbahasa Vietnam, mereka tetap sabar dan berusaha membantu. Lingkungan yang suportif ini membuat proses adaptasi jauh lebih mudah.
Vallerie merasa benar-benar disambut dan dihargai, mulai dari host family, anak-anak yang diajar, sampai sesama volunteer dari negara lain. Rasa kekeluargaan ini membuat pengalamannya semakin berkesan.
Vallerie, relawan pertukaran bersama para murid di Vietnam (Sumber: Data Internal AIESEC)
3. Makanan yang Lezat dan Ramah Kantong
Petualangan selama 6 minggu di Vietnam memberikan kesempatan luar biasa bagi Vallerie untuk mencoba beragam kuliner lokal. Dari pho yang hangat dan gurih, banh mi yang renyah dengan isian melimpah, sampai spring roll yang segar, setiap hari terasa seperti wisata kuliner yang tiada habisnya!
Yang lebih menarik lagi, harga makanan di Vietnam sangat ramah di kantong pelajar, jadi ia bisa tetap makan enak tanpa menguras isi dompet. Ini tentu jadi nilai plus bagi volunteer yang ingin berhemat.
4. Alam dan Wisatanya yang Indah
Di waktu senggang, Vallerie menyempatkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat indah dan bersejarah di Vietnam. Ia juga belajar banyak tentang sejarah kota dan negara tempat ia volunteer untuk menambah wawasan. Di Vietnam, tepatnya Kota Da Lat, memiliki banyak pegunungan dan kawasan air terjun yang sangat indah.
Setiap perjalanan selalu memiliki cerita sendiri yang menambah kekayaan pengalamannya.
Vallerie mengajar Bahasa Inggris dengan cara kreatif (Sumber: Data Internal AIESEC)
Dampak Kecil, Perubahan Besar
Bagi Vallerie, volunteer ke Vietnam bukan hanya tentang jalan-jalan atau sekadar menghabiskan liburan. Kesempatan ini menjadi momen penting untuk tumbuh secara pribadi, profesional, dan sebagai warga Indonesia yang punya perspektif global. Dari pengalaman ini, Vallerie belajar bahwa perubahan tidak harus selalu dimulai dari hal besar. Satu tindakan kecil, seperti mengajar di satu kelas, dapat berarti besar asalkan dilakukan dengan niat baik dan konsisten.
Kalau kamu punya semangat yang sama yaitu ingin belajar, ingin berbagi, ingin merasakan dunia dari sudut pandang baru, maka ini saatnya kamu juga cari tahu tentang AIESEC Global Volunteer. Siapa tahu, negara berikutnya yang akan kamu datangi bukan cuma jadi tempat singgah, tapi juga tempat belajar tentang kehidupan, dan yang terpenting, tempat kamu bisa membuat dampak nyata.
Kalau kamu ingin cari tahu lebih lanjut tentang AIESEC Global Volunteer, cek dan ikuti Instagram @brawijayaleads supaya kamu nggak ketinggalan informasi peluang program dan event untuk pengembangan dirimu!
Yuk, berani ambil langkah kecil untuk dampak yang besar!
(vlr/wlm)
Ingin tahu informasi program dan event menarik lainnya dari AIESEC? Cek lebih lanjut tentang organisasi kepemimpinan internasional AIESEC di Indonesia melalui akun Instagram kami @aiesecindonesia.