Bandung, 28 Mei 2025 — “Eh, dia udah nonton konser kemarin.” – “Lihat deh, semua orang udah update LinkedIn mereka.” – “Kok aku doang yang belum ke cafe hits itu, ya?”
Kalau kamu pernah kepikiran seperti itu, kamu nggak sendiri. Selamat datang di dunia FOMO!
Pengertian FOMO
FOMO, atau Fear of Missing Out, adalah perasaan takut tertinggal dari apa yang sedang terjadi di sekitar kita, baik itu tren, acara, obrolan, atau pengalaman. Di zaman yang serba online seperti sekarang, fenomena ini makin terasa nyata karena kita bisa lihat “highlight hidup” orang lain 24/7 di media sosial. Semua orang seolah berlomba memamerkan hal seru dalam hidup mereka, misalnya nongkrong di kafe baru, datang ke konser, career update, bahkan nonton drama Korea terbaru. Kita yang melihat jadi mikir,
“Aku juga harus kayak gitu, deh.”
Yang menarik (dan agak mengganggu), FOMO bukan cuma rasa penasaran biasa. Perasaan ini seringkali muncul dalam bentuk kegelisahan, kekhawatiran, dan bahkan bisa bikin kita merasa “kurang”. Lama-lama, hidup kita jadi kayak dikejar-kejar, bukan sama waktu, tapi sama ekspektasi sosial.
Kenapa Kita Bisa Kena FOMO?
FOMO bukan muncul begitu aja. Ada beberapa alasan kenapa kita bisa jadi mudah ‘terpicu’:
- Tekanan sosial—kita ingin jadi bagian dari lingkaran pergaulan.
- Perbandingan yang tidak realistis—media sosial membuat hidup orang lain terlihat jauh lebih menarik. Padahal, apa yang terjadi di media sosial belum tentu nyata.
- Butuh validasi—rasanya keren saat kita juga “ikut tren”.
- Takut nyesel—“Jangan-jangan ini kesempatan sekali seumur hidup…”
- Algoritma—platform digital pintar bikin kita merasa ada yang “lagi rame” terus.
Singkatnya, FOMO seringkali bukan tentang keinginan pribadi, tapi karena pengaruh eksternal yang terus kita lihat.
FOMO = Wasting Time & Energy
Yang bahaya dari FOMO adalah dampaknya terhadap waktu dan kualitas hidup diri. Kita bisa habiskan jam demi jam buat mantengin story orang, ikut kegiatan yang sebenarnya nggak kita suka, atau beli sesuatu yang bahkan nggak kita butuhin, semuanya demi title “biar gak ketinggalan”. FOMO nggak cuma bikin kehilangan momen, tapi kehilangan fokus hidup sendiri. Karena terlalu sibuk ngejar tren, kita justru nggak punya waktu untuk benar-benar hidup.
Coba pikirkan, berapa banyak waktu yang kita buang hanya untuk:
- Scroll TikTok, tahu-tahu 3 jam hilang.
- Beli tiket acara tapi pas datang ngerasa, “Kenapa gue di sini, ya?”
- Nonton film cuma karena semua orang bilang bagus—padahal kamu ngantuk dari menit ke-20.
FOMO bikin kita sibuk jadi penonton hidup orang lain, sambil lupa bahwa pelaku utama dalam hidup ini adalah diri kita sendiri.
Gimana Caranya Biar Gak Gampang FOMO-an?
Tenang, kamu gak sendirian. Hampir semua orang pernah kena FOMO. Tapi ada cara supaya kamu bisa mengurangi efeknya:
- Kurangi konsumsi media sosial secara sadar. Nggak harus detox total, tapi tentukan jam online dan istirahatkan diri dari notifikasi yang bisa memancing iri hati.
- Latih rasa syukur. Fokus ke apa yang kamu punya dan sudah kamu capai, kamu gak butuh validasi dari luar terus-menerus.
- Kenali kebutuhan dan keinginan sendiri. Tanya diri sendiri, “Aku beneran mau ini, atau cuma ikut-ikutan?”
- Jalanin hidup dengan ritmemu sendiri. Hidup itu bukan lomba siapa yang paling cepat, kamu punya waktu.gak apa-apa kalau kamu belum ikut tren terbaru atau belum sampai di pencapaian orang lain.
- Pilih FOMO yang sehat. Misalnya, ketinggalan info soal tugas atau ujian boleh bikin deg-degan. Namun, ketinggalan satu drama Korea? Masih bisa disusul nanti, kan?
Akhirnya, Balik Lagi ke Diri Sendiri
FOMO memang bikin gelisah. Tapi hidupmu nggak harus selalu diukur dari seberapa update kamu terhadap dunia luar. Yang paling penting adalah bagaimana kamu bisa hadir penuh dalam hidupmu sendiri, tanpa harus terus membandingkannya dengan orang lain. Karena pada akhirnya,
“You’re not missing out if you’re present in your own life.”
(woa/wlm)
Ingin tahu informasi program dan event menarik lainnya dari AIESEC? Cek lebih lanjut tentang organisasi kepemimpinan internasional AIESEC di Indonesia melalui akun Instagram kami @aiesecindonesia.