Malang, 11 Juni 2025 — Hoy AIESEC! Pernahkah kamu merasa terlalu keras pada diri sendiri? Saat menghadapi kegagalan atau kelelahan, bukannya beristirahat, kamu justru menyalahkan diri dan memaksakan diri untuk kuat. Kita sering lupa bahwa diri kita juga butuh dimengerti, bukan hanya dituntut. Sama seperti kita mudah berbelas kasih pada orang lain, diri kita juga berhak mendapatkan hal yang sama. Mungkin, inilah saatnya kamu belajar untuk tidak hanya mencintai orang lain, tetapi juga mencintai dirimu sendiri (self-compassion). Ayo belajar bersama menerima diri!


Memahami Self-Compassion: Belas Kasih terhadap Diri Sendiri

Self-compassion atau belas kasih terhadap diri sendiri adalah kemampuan untuk menerima diri apa adanya, terutama di saat kita sedang tidak baik-baik saja. Saat gagal, kecewa, atau merasa tidak cukup, self-compassion mengajarkan kita untuk bersikap lembut, sabar, dan penuh pengertian pada diri sendiri. Pada dasarnya, self-compassion berakar dari kesadaran bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan segala hal yang datang dalam hidup adalah bagian dari proses pembelajaran.

Self-compassion sering disamakan dengan self-love karena keduanya sama-sama bicara soal menerima dan menghargai diri sendiri. Namun, ada sedikit perbedaan. Self-love bisa hadir kapan saja, di momen tenang maupun bahagia. Sedangkan, self-compassion adalah perilaku yang muncul saat seseorang mengalami dan menerima peristiwa yang tidak menyenangkan, seperti kegagalan atau kesedihan.

Meditasi sebagai bentuk self-compassion (Sumber: Freepik.com)

Cara Menerapkan Self-Compassion

Self-compassion adalah tentang memberi ruang pada diri sendiri untuk menerima kenyataan, tanpa buru-buru menghakimi atau menghindar. Ada tiga hal penting yang bisa kita latih untuk berbelas kasih pada diri sendiri:

1. Mindfulness (Kesadaran Penuh)

Dalam praktik self-compassion, penting untuk menyadari dan memperhatikan sepenuhnya apa yang sedang kita rasakan. Ini memungkinkan kita menciptakan ruang untuk menerima perasaan sendiri secara utuh. Saat marah, kecewa, atau sedih, jangan langsung disangkal atau dilawan. Diam sejenak dan akui perasaan tersebut. Dengan begitu, kita memberi ruang bagi diri sendiri tanpa tekanan untuk merasa baik secepat mungkin.

2. Self-Kindness (Berbaik Hati pada Diri Sendiri)

Coba bayangkan jika sahabatmu gagal dan bersedih. Apa yang akan kamu lakukan? Mungkin kamu akan menenangkannya, mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, dan memeluknya. Nah, self-kindness mengajakmu melakukan hal yang sama, tetapi pada dirimu sendiri. Saat kamu terjatuh, perlakukan diri dengan sikap positif, penuh kasih, dan pengertian, terutama saat mengalami kegagalan atau rasa sakit.

Daripada menghakimi dan mengkritik diri sendiri secara keras saat terpuruk, self-kindness memungkinkanmu mengenali kecenderungan negatif tersebut dan menggantinya dengan kemampuan memaafkan, bersabar, bertoleransi, serta bersikap baik pada diri sendiri.

3. Common Humanity (Kemanusiaan Bersama)

Saat kita sedang terpuruk, rasanya dunia seolah hanya menimpa kita sendiri. Padahal, semua orang pernah merasa gagal, takut, atau kecewa. Menyadari bahwa kamu bukan satu-satunya yang berjuang bisa menghadirkan rasa lega karena kamu adalah bagian dari pengalaman manusia yang sama. Common humanity berarti menyadari bahwa kamu adalah bagian dari umat manusia. Ini mencakup pengakuan bahwa kamu tidak sendirian dan tidak terpisah dari orang lain.

Dengan menyadari hal ini, kamu akan lebih menerima bahwa setiap orang memiliki ketidaksempurnaan dan mengalami masa sulit. Ini dapat membantumu lebih rileks dalam menghadapi keterbatasan dan kekurangan diri sendiri, serta menyadarkanmu bahwa kamu tidak sendirian dalam menghadapi rasa sakit karena orang lain pun pernah merasakannya.

Praktik Sederhana untuk Melatih Self-Compassion

Jika kamu ingin mulai belajar berbelas kasih pada diri sendiri, kamu bisa mencoba beberapa hal sederhana:

1. Menulis Jurnal

Luangkan sedikit waktu setiap harinya untuk mencurahkan isi hati ke dalam tulisan. Dengan begitu, kamu menciptakan ruang aman bagi diri sendiri tanpa harus berpura-pura kuat.

2. Bersikap Baik pada Diri Sendiri

Hal ini bisa sesederhana memberi waktu untuk istirahat, pergi ke salon, berjalan santai, atau menjauh sebentar dari media sosial. Kadang, bentuk self-compassion yang paling penting adalah mengizinkan diri untuk berhenti sejenak, tanpa rasa bersalah. Kita semua butuh waktu untuk mengisi ulang tenaga, dan tidak apa-apa jika ada hari-hari yang terasa berat.

3. Meditasi

Meditasi bisa jadi cara yang menenangkan untuk menyatu kembali dengan diri. Luangkan beberapa menit setiap hari untuk duduk dalam hening, tarik napas perlahan, dan ucapkan afirmasi positif seperti “aku cukup” atau “aku sedang belajar”. Dalam keheningan itu, kamu memberi ruang bagi diri sendiri untuk dipahami dan diterima.

Yoga sebagai bentuk mindfulness (Sumber: Freepik.com)

Belajar berbelas kasih pada diri sendiri bukan berarti kamu lemah atau menyerah. Justru di situlah letak kekuatanmu. Saat kamu bisa menerima diri apa adanya, memaafkan kegagalan, dan tetap berjalan dengan hati yang penuh pengertian. Jadi, saat dunia terasa berat, ingatlah bahwa kamu layak diberi ruang untuk beristirahat, untuk merasa, dan untuk tumbuh.

Jika kamu membutuhkan tempat yang bisa bantu kamu berkembang dan eksplor hal baru selama kuliah, AIESEC menjadi jawaban terbaik untukmu, seperti program pengembangan soft skills dan hard skills, kepemimpinan (leadership), dan karir internasional.

Cek dan follow Instagram @brawijayaleads supaya kamu nggak ketinggalan peluang untuk pengembangan dirimu ya!

(vlr/wlm)


Ingin tahu informasi program dan event menarik lainnya dari AIESEC? Cek lebih lanjut tentang organisasi kepemimpinan internasional AIESEC di Indonesia melalui akun Instagram kami @aiesecindonesia.