Jakarta, 5 Juni 2025 — Banyak yang mengira jadi relawan itu cuma soal kerja bakti dan bantu-bantu orang lain. Well, gak sepenuhnya salah. Akan tetapi, jadi volunteer itu sebenarnya bisa jadi pengalaman yang bikin kamu lebih banyak belajar tentang dirimu sendiri, tentang cara kamu menghadapi tantangan, dan tentang betapa berharganya waktu maupun usaha yang kamu bagi. Seperti halnya Talitha, yang beraksi menjadi relawan bersama Local Project. Yuk kita baca ceritanya!


Langkah Berani Talitha: Antara Kuliah dan Pengabdian

Di tengah sibuknya perkuliahan dan tumpukan tugas, Talitha Najwa, mahasiswa Universitas Trisakti, memutuskan untuk mengambil langkah berani: menjadi volunteer di AIESEC. Keputusan ini bukan cuma soal menambah pengalaman, tapi juga tentang tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Perjalanan Talitha dimulai saat ia bergabung di Symphony of Starlight, program AIESEC in Trisakti yang berfokus pada Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 4: Pendidikan Berkualitas. Tujuan program ini adalah meningkatkan akses pendidikan inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Mengetahui program ini berfokus ke edukasi anak-anak disabilitas, Talitha langsung merasa, “Wah, ini kesempatan langka!”

Local Project AIESEC in Trisakti di SMA Muhammadiyah 2 (Sumber: Data Internal AIESEC)

Belajar, Bertumbuh, dan Menemukan Arti Baru dari Kebersamaan

Buat Talitha, program ini juga berarti memperluas koneksi. Di dalamnya, ia ketemu banyak orang baru, mulai dari anak-anak BEM Universitas Trisakti sampai mahasiswa dari universitas lain.

“Kayaknya, sayang banget kalau nggak nyoba. Dan ternyata, banyak banget insight baru yang aku dapet di sini,” kata Talitha.

Beralih di saat menjadi relawan, Talitha dan rekan-rekan lainnya terjun langsung mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus di SLB Pangudi Luhur dan SLB Kasih Bunda.

Awalnya, Talitha takut nggak bisa adaptasi sama lingkungan baru, takut salah ngomong atau nggak bisa berbaur dengan anak-anak. Namun ternyata, ia berhasil mengatasinya dengan belajar untuk lebih peka, menghargai perbedaan, dan menjaga batas komunikasi. Yang bikin Talitha makin semangat adalah fakta bahwa menjadi volunteer bukan cuma tentang belajar mengajar orang lain, tetapi juga tentang belajar makna hidup lebih dalam dari mereka, sosok anak-anak hebat yang ada di sana.

Local Project AIESEC in Trisakti di SLB Pangudi Luhur (Sumber: Data Internal AIESEC)

Skill Baru dan Pelajaran Hidup yang Nggak Tergantikan

Dari pengalaman ini, Talitha juga belajar banyak hal—nggak cuma tentang anak-anak SLB, tapi juga tentang dirinya sendiri. Ia merasa skill komunikasinya, public speaking, sampai cara mengajarnya berkembang sangat pesat. Ia juga semakin paham pentingnya empati, kesadaran akan kesetaraan, dan belajar untuk nggak gampang menilai orang lain hanya dari keterbatasan yang mereka punya.

Pengalaman bersama Symphony of Starlight menjadi salah satu titik balik Talitha dalam memahami nilai-nilai kepemimpinan yang inklusif. Ia belajar bahwa menjadi pemimpin bukan soal jabatan, tetapi tentang bagaimana kita peduli, mendengar, dan bertindak untuk membawa perubahan

“Jangan takut. Dicoba aja dulu, nanti kan jadi tahu rasanya. Pengalaman ini bakal ngasih kalian banyak hal, nggak hanya teman dan wawasan yang cuma bisa kamu dapetin di bangku kuliah aja, tapi lebih dalam dari itu,” ujar Talitha ketika ditanya apa pesannya untuk calon relawan selanjutnya.

Perubahan bisa dimulai kapan aja, di mana aja, dan dari mana aja. Jadi, tunggu apalagi? Ayo jadi agen perubahan bersama Local Project dengan klik tombol di bawah ini.

Programs | Local Project

Jangan lewatkan berbagai program inspiratif lainnya dari AIESEC in Trisakti. Ikuti terus informasi terbaru melalui akun Instagram kami di @reformleader.trisakti.

(rsf/wlm)


Ingin tahu informasi program dan event menarik lainnya dari AIESEC? Cek lebih lanjut tentang organisasi kepemimpinan internasional AIESEC di Indonesia melalui akun Instagram kami @aiesecindonesia.