Malang, 6 Mei 2025 — “Ngajar di luar negeri? Seru sih, tapi takut nggak nyambung sama orang sana, gimana ya?” Begitulah awal keraguan Nasyafa Arnindya Salsabilla, sebelum akhirnya terjun menjadi relawan dalam AIESEC Global Volunteer

Siapa sangka, rasa cemas itu justru bikin Nasyafa dapet pengalaman tak terlupakan.

Dua bulan lalu, ia telah kembali ke Indonesia pasca berkontribusi dalam project SDGs 4 — Quality Education di Vietnam, mulai dari ngajarin Bahasa Inggris ke anak-anak kecil di Vietnam, hingga dapetin wawasan tentang budaya dan keberagaman Negeri Naga Biru itu.

Perjalanan Nasyafa membuktikan bahwa langkah kecil bisa memberi dampak besar—baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Mau tahu lebih lanjut tentang kisah inspiratifnya? Yuk, simak ceritanya!


Project SDGs 4 Global Volunteer 

Program Global Volunteer ini merupakan bagian dari komitmen AIESEC dalam mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs 4.2 yang bertujuan untuk memastikan semua anak, khususnya anak usia 2 hingga 6 tahun, agar mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas.

Nasyafa terlibat dalam program mengajar Bahasa Inggris di Baby’s Home Kindergarten, Ho Chi Minh City, Vietnam. Terhitung dari 12 Januari sampai 19 Februari 2025, kegiatan ini memberikan kesempatan kepada anak-anak di sana untuk belajar Bahasa Internasional, guna membantu mereka dalam membuka peluang masa depan yang lebih luas.

Nasyafa mengajar Bahasa Inggris di Baby’s Home Kindergarten Vietnam (Sumber: Data Internal AIESEC)

Nasyafa mengajar Bahasa Inggris di Baby’s Home Kindergarten Vietnam (Sumber: Data Internal AIESEC)

Bukan Liburan Biasa

Sebagai peserta Global Volunteer, Nasyafa ingin memanfaatkan waktu liburan dengan cara yang lebih berarti dan bermanfaat. Selain meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, ia juga ingin memperluas international exposure-nya dengan menjadi relawan di luar negeri.

Meski awalnya cemas pada berbagai tantangannya, seperti perbedaan bahasa dan latar belakang, Nasyifa tetap merasa bangga karena bisa berkontribusi dalam program ini.

“Saat mengajar di Baby’s Home Kindergarten Vietnam, aku bertemu anak-anak kecil usia 2-6 tahun yang imut. Pada awalnya, aku takut tidak bisa sejalan dan dekat dengan mereka karena terhalang perbedaan bahasa. Ternyata dugaanku salah, mereka sangat suka sekali dengan keberadaanku dan menunjukkan antusiasme besar untuk belajar Bahasa Inggris denganku,” ucap Nasyafa.

Menjelang akhir kegiatan, Nasyafa mengaku pengalaman tersebut justru menjadi lebih berkesan daripada apa yang ia bayangkan.

“Di saat-saat terakhir kegiatan volunteer, aku cukup merasa sedih karena aku sadar tidak bisa menemui mereka lagi dalam waktu yang dekat ini. Tapi, dengan adanya kontribusiku sebagai English Teacher bagi mereka, aku yakin sekali bahwa suatu saat ilmu yang aku salurkan akan bermanfaat untuk mereka. Itulah hal yang membuatku senang dan berharap kontribusiku ini bisa berdampak lebih besar di kemudian hari,” tambahnya.

Murid-murid Kelas Bahasa Inggris di Baby’s Home Kindergarten Vietnam (Sumber: Data Internal AIESEC)

Murid-murid Kelas Bahasa Inggris di Baby’s Home Kindergarten Vietnam (Sumber: Data Internal AIESEC)

Belajar Banyak dari Budaya Baru

Nasyafa tidak hanya mengajar saja, tetapi juga mendapatkan pelajaran berharga tentang budaya dan kehidupan sehari-hari di Vietnam.

Melalui Global Volunteer ini, ia turut merasakan dampak langsung dari kegiatan sosial, baik dari dirinya sendiri maupun bagi masyarakat yang ia temui di Vietnam.

Pengalaman ini tentunya membuka perspektif baru bagi Nasyafa dalam melihat dunia dan bagaimana sebuah kontribusi kecil dapat berpengaruh besar bagi kehidupan orang lain. 

“Aku tidak menyangka kalau menjadi volunteer akan bisa seseru ini. Selain bisa berdampak untuk orang lain, aku juga bisa memberikan manfaat untuk diriku sendiri. Aku belajar banyak hal tentang sejarah, budaya, dan bahasa yang ada di sana,” ujar Nasyafa.

Nasyafa bersama teman relawan internasionalnya (Sumber: Data Internal AIESEC)

Nasyafa bersama teman relawan internasionalnya (Sumber: Data Internal AIESEC)

Tidak hanya tentang pendidikan, Global Volunteer turut membuka kesempatan bagi Nasyafa dalam memperluas jaringan pertemanan dan koneksi internasional.

Ia bertemu banyak teman-teman baru dari berbagai belahan dunia, seperti Jepang dan Vietnam, yang turut memperkaya perspektifnya tentang keberagaman budaya dari negara lain.

“Selain itu, aku juga mendapatkan banyak teman baru dari negara yang berbeda, tentunya itu sangat menyenangkan. Menurutku, jadi seorang Exchange Participant merupakan sebuah pengalaman berharga buatku!” tutupnya dalam wawancara singkat bersama AIESEC.

Bagi kalian yang tertarik mengikuti jejak Nasyafa menjadi Global Changemaker, AIESEC in UB membuka kesempatan bagi semua pemuda Indonesia untuk terlibat dalam program Global Volunteer ke berbagai negara tujuan.

AIESEC percaya bahwa melalui kegiatan ini, setiap individu berhak berkontribusi dalam membuat dunia yang lebih baik sekaligus mengembangkan potensi diri dalam lingkungan yang penuh tantangan dan pengalaman berharga. 

(frd/wlm)


Ingin tahu informasi program dan event menarik lainnya dari AIESEC? Cek lebih lanjut tentang organisasi kepemimpinan internasional AIESEC di Indonesia melalui akun Instagram kami @aiesecindonesia.