Malang, 18 Juni 2025 — Pernah nggak sih kamu merasa bersalah hanya karena mengambil waktu sejenak untuk istirahat? Nggak bangun jam 5 pagi, olahraga, nggak buka to-do list di hari itu. Lalu, tiba-tiba muncul suara di kepala, “Harusnya tadi aku kerjain ini deh!” atau “Aku buang-buang waktu banget”. Kalau iya, tanpa disadari, kamu sedang mengalami yang namanya productivity guilt, istilah yang berarti rasa bersalah karena merasa kurang produktif. Padahal, istirahat itu normal dan penting, lho. Tapi kenapa ya, kita sering merasa cemas jika tidak produktif, bahkan hanya sehari saja? Yuk, kita bahas sambil belajar bareng cara mengatasi productivity guilt!
Memahami Productivity Guilt
Productivity guilt adalah perasaan kecewa, malu, atau bahkan marah pada diri sendiri karena merasa belum cukup bekerja, berkembang, atau belum maksimal dalam memanfaatkan waktu. Rasa ini seringkali muncul akibat paparan terhadap berbagai saran motivasi yang niatnya baik, namun justru terasa menekan. Ironisnya, bahkan saran sederhana pun bisa memicu stres ketika kita sedang merasa lelah atau burnout.
Bayangkan, setiap hari kamu sudah menyelesaikan banyak tugas, tapi di malam hari, kamu tetap merasa bersalah karena tidak sempat berolahraga, membaca buku, atau mengikuti webinar. Padahal, yang kamu butuhkan saat itu adalah istirahat.
Masalahnya bukan karena saran-saran itu salah. Sebagian orang mungkin memang termotivasi oleh hal-hal semacam itu. Namun, bagi sebagian lainnya, nasihat yang terlalu ideal justru menimbulkan tekanan berlebihan. Kita jadi lupa bahwa manusia bukanlah mesin dan tidak ada yang sempurna.
Cara Sederhana Mengurangi Productivity Guilt
1. Terima Bahwa Kamu Tidak Akan Sempurna
Sebagai manusia, kita tumbuh, berubah, dan berevolusi. Kebiasaan yang cocok hari ini mungkin tidak lagi cocok di minggu depan. Bahkan penulis buku pengembangan diri pun tidak selalu menjalankan semua sarannya secara konsisten setiap hari. Jadi jangan berharap kamu bisa melakukannya semua, setiap saat dan tanpa celah. Ingatlah, kamu adalah manusia, bukan robot.
2. Mulai dari Titik di Mana Kamu Berdiri Sekarang
Perasaan bersalah muncul bukan karena saran itu terlalu berat, tapi karena kita merasa tidak “sebanding” dengan versi diri yang kita bayangkan. Padahal yang penting bukan seberapa jauh kamu dari “ideal”, tapi bagaimana kamu bisa sedikit lebih baik dari kemarin. Bergeraklah dengan satu langkah kecil yang realistis, bukan lompatan besar yang bikin frustasi.
3. Berhenti Membandingkan Diri dengan “Highlight” Orang Lain
Di media sosial, yang kamu lihat sering kali hanyalah “highlight” terbaik dari hidup orang lain, seperti mereka yang bangun pagi, workout tiap hari, kerja dari kafe estetik, dan tetap sempat liburan. Kita tidak pernah tahu perjuangan di balik layar itu. Jadi, bandingkan dirimu dengan dirimu yang kemarin, bukan dengan versi terfilter orang lain.
4. Prioritaskan yang Penting Saja
Banyak saran produktivitas sebenarnya adalah nice-to-have, bukan must-do. Kamu tidak harus melakukan semua hal sekaligus. Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting untuk tujuanmu saat ini. Sisanya, tidak apa-apa jika belum atau tidak dikerjakan. Jangan merasa gagal hanya karena tidak mengikuti semua tren atau rutinitas orang lain.
Keinginan untuk berkembang adalah hal yang positif, namun rasa bersalah yang berlebihan justru bisa menghambat. Jika kamu merasa terjebak dalam lingkaran productivity guilt, cobalah untuk fokus pada satu tujuan yang realistis dan berhenti berpikir bahwa rasa bersalah itu “baik” untukmu.
Rasa bersalah memang bisa memotivasi, tetapi hal itu seringkali beriringan dengan kecemasan, kelelahan mental, dan bahkan depresi. Jika kamu membutuhkan rasa bersalah agar bisa bergerak, bisa jadi sistem produktivitasmu perlu dirombak. Nikmati prosesnya, karena menjadi manusia yang terus tumbuh tidak berarti harus sempurna setiap hari.
Butuh tempat untuk berkembang dan mengeksplorasi hal baru selama kuliah? AIESEC bisa menjadi jawaban terbaik untukmu, dengan program pengembangan hard-skill, kepemimpinan, dan karir internasional. Cek dan follow Instagram @brawijayaleads agar kamu tidak ketinggalan peluang untuk pengembangan dirimu, ya!
(vlr/wlm)
Ingin tahu informasi program dan event menarik lainnya dari AIESEC? Cek lebih lanjut tentang organisasi kepemimpinan internasional AIESEC di Indonesia melalui akun Instagram kami @aiesecindonesia.