Bandung, 26 Juli 2025 — “Gue kan bukan anak politik.” “Ngapain sih ribet mikirin DPR?” “Emang politik bakal ngaruh ke kehidupan?” Kalimat-kalimat kayak gini sering banget keluar dari mulut anak muda, kan? Wajar kok, politik sering banget dianggap ruwet, kotor, penuh drama, dan cuma buat “orang tua”. Tapi masalahnya, politik itu bakal tetap jalan, mau kamu peduli atau enggak. Dan yang perlu kamu tahu, semua keputusan politik yang diambil itu PASTI mengubah kehidupan warga negara, termasuk kamu!
Penasaran seberapa besar pengaruh politik ke hidupmu sehari-hari dan kenapa kamu gak boleh lagi cuek? Yuk, baca lebih lanjut!
Apa itu Politik?
Politik adalah berbagai kegiatan dalam suatu sistem, terutama negara, yang berkaitan dengan cara mencapai dan melaksanakan tujuan-tujuan dalam masyarakat, seringkali melibatkan pengambilan keputusan kolektif dan penggunaan kekuasaan. Secara sederhana, politik adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut banyak orang. Tidak hanya tentang siapa yang duduk di kursi presiden, tetapi juga siapa yang mengatur hidupmu hari ini dan seterusnya. Politik bisa berarti:
- Cara kekuasaan digunakan: Bagaimana para pemegang kekuasaan (dari presiden sampai RT) memakai wewenangnya.
- Proses nyusun kebijakan publik: Aturan-aturan yang akan mengatur kamu, dari soal harga bensin sampai kurikulum pendidikan.
- Alokasi sumber daya yang terbatas: Bagaimana duit negara disalurkan, untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan, atau lainnya.
- Arena adu kepentingan di balik layar: Di mana berbagai pihak saling berebut pengaruh untuk ngedorong agendanya sendiri.
Politik Melampaui Batas Pemilu
Pandangan yang membatasi politik pada aktivitas pemilihan umum yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali adalah keliru. Realitas politik termanifestasi dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, misalnya:
- Kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT): Merupakan implementasi dari kebijakan pendidikan.
- Penyempitan lapangan kerja: Dampak langsung dari kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan.
- Isu geopolitik (misalnya Palestina dan Ukraina): Bagian dari kebijakan luar negeri dan hubungan internasional.
- Permasalahan lingkungan (misalnya pengelolaan sampah dan kerusakan ekosistem): Cerminan dari kebijakan lingkungan.
- Regulasi sensor media dan revisi Undang-Undang: Dimensi politik hukum dan kebebasan sipil.
Jika individu menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu ini, secara emosional mereka telah terlibat dalam politik, meskipun mungkin belum menyadarinya.
Konsekuensi Sikap Apatis: Suara yang Hilang
DPT Pemilu 2024 (Sumber: Tempo.co)
Indonesia memiliki lebih dari 50% pemilih dari kalangan muda. Ironisnya, tidak sedikit dari mereka yang memilih golput, kurang mengikuti isu-isu terkini, atau bersikap apatis. Permasalahannya adalah, ketika kelompok mayoritas diam, pihak lain yang akan menentukan arah masa depan.
Individu atau kelompok yang menyuarakan kepentingannya dengan lantang, meskipun hanya berfokus pada kepentingan pribadi, cenderung lebih didengar. Suara adalah kekuatan; ketika tidak digunakan, potensi tersebut hilang begitu saja.
Dampak Negatif Apatisme Generasi Muda
Apatisme berkelanjutan di kalangan generasi muda terhadap politik dapat berujung pada konsekuensi jangka panjang yang merugikan, seperti:
- Kebijakan yang tidak selaras dengan kebutuhan generasi muda: Keputusan yang diambil mungkin tidak merepresentasikan atau memprioritaskan kepentingan mereka.
- Pengikisan hak-hak sipil tanpa perlawanan: Kehilangan kebebasan atau hak dasar tanpa adanya penolakan.
- Keterbatasan dalam memahami dan memperbaiki sistem: Ketidakmampuan untuk berkontribusi pada solusi permasalahan struktural.
- Kerentanan terhadap hoaks dan manipulasi: Mudah terpengaruh informasi yang tidak akurat atau agenda tersembunyi.
Pada akhirnya, mereka yang peduli akan mengambil keputusan, sementara mereka yang tidak peduli akan menerima konsekuensinya.
Jadi Bagian dari Perubahan
Sebagai pewaris masa depan Indonesia, keterlibatan aktif generasi muda adalah suatu keharusan. Langkah-langkah yang dapat diambil meliputi:
- Meningkatkan literasi politik: Mengikuti perkembangan berita dan isu dari sumber-sumber terpercaya.
- Membangun kemampuan berdiskusi: Berani mengajukan pertanyaan dan berdialog dengan beragam sudut pandang.
- Bergabung dengan gerakan atau komunitas: Organisasi seperti AIESEC, misalnya, dapat menjadi wadah awal untuk mengembangkan kepekaan sosial dan kepemimpinan.
- Menggunakan hak pilih secara sadar: Berpartisipasi dalam pemilihan umum dengan melakukan riset mendalam terhadap kandidat dan visi-misi mereka.
Politik adalah refleksi dari kehidupan kita. Perubahan tidak hanya didorong oleh individu yang berkuasa, melainkan juga oleh warga negara biasa yang memiliki kepedulian untuk bertindak. Kta tidak harus menjadi politisi, namun kita bisa menjadi pemuda yang melek isu, memahami konteks, dan berani menyuarakan pendapat. Sebab, jika kita sebagai generasi muda terus bersikap pasif, arah perubahan akan ditentukan oleh pihak lain, bukan oleh kita sendiri.
(woa/wlm)
Ingin tahu informasi program dan event menarik lainnya dari AIESEC? Cek lebih lanjut tentang organisasi kepemimpinan internasional AIESEC di Indonesia melalui akun Instagram kami @aiesecindonesia.