Malang, 5 Juni 2025 — Hoy AIESEC! Di zaman sekarang, seluruh aspek kehidupan kita bergantung pada media sosial, baik itu untuk mendapatkan informasi hingga hiburan. Rasanya sulit untuk melepaskan diri dari media sosial. Akan tetapi, penggunaan media sosial dan ponsel yang berlebihan dapat memicu masalah pada kesehatan mental serta menghambat produktivitas harian kita. Kalau kamu sudah merasakan beberapa gejala ini, tandanya kamu butuh detoks media sosial. Penasaran dengan tanda-tandanya? Yuk cari tahu lebih lanjut!


Pengertian Detoks Media Sosial

Detoks media sosial adalah upaya untuk membatasi atau mengurangi penggunaan media sosial dalam jangka waktu tertentu, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional.

Di tengah hiruk pikuk informasi dan konektivitas tanpa henti, detoks media sosial muncul sebagai sebuah kebutuhan, bukan lagi sekadar pilihan. Kita hidup di era di mana notifikasi terus berdering, feed tak pernah berhenti bergulir, dan perbandingan hidup dengan orang lain menjadi santapan harian yang tanpa sadar mengikis kesejahteraan mental kita.

Lebih dari sekadar mematikan ponsel, detoks media sosial adalah tentang memulihkan perhatian, menenangkan pikiran, dan menemukan kembali kebahagiaan dalam momen-momen offline yang sering terabaikan.

Detoks Media Sosial (Sumber: Freepik.com)

Tanda-tanda Kamu Butuh Detoks Media Sosial

1. Scrolling Tanpa Henti

Tanpa sadar, scrolling media sosial sering jadi pelarian saat kita merasa bosan atau butuh hiburan cepat. Namun, jika kamu mulai membuka medsos tanpa tujuan secara terus-menerus, bisa jadi itu adalah tanda kamu mulai terlalu larut dalam dunia digital.

2. Merasa Terganggu dengan Konten Media Sosial

Di media sosial, semua jenis informasi bisa muncul di timeline kita, mulai dari berita politik, gosip artis, sampai kabar viral terbaru. Akan tetapi, di saat isi media sosial mulai bikin kamu kesal, cemas, atau bahkan marah tanpa alasan yang jelas, itu merupakan tanda bahwa kamu perlu jeda sejenak dari medsos.

3. Media Sosial Terasa Melelahkan

Awalnya, media sosial dibuat untuk jadi ruang yang seru dan menghubungkan kita dengan orang lain. Namun apabila yang kamu rasakan justru lelah, jenuh, atau nggak bahagia saat menggunakannya, mungkin sudah waktunya untuk istirahat dan menyegarkan diri di dunia nyata, bukan dunia yang penuh dengan fana.

4. Sering Membandingkan Diri

Melihat teman atau orang lain membagikan momen bahagia seperti menikah, dapat pekerjaan baru, atau liburan ke tempat impian adalah hal yang wajar di media sosial. Oleh karena itu, kalau kamu mulai minder, kurang percaya diri, atau bahkan merasa nggak cukup “baik” dibanding orang lain, itu sinyal penting untuk mengambil jarak dari media sosial dan fokus kembali pada diri sendiri.

Cara Detoks Media Sosial

Untuk memulai detoks media sosial, ada beberapa pendekatan yang bisa kamu coba, mulai dari langkah kecil hingga upaya yang lebih drastis. Salah satu cara paling efektif adalah dengan mengelola interaksi digital Anda secara selektif. Ini bisa berarti berhenti mengikuti (unfollow) atau bahkan memblokir akun-akun yang secara konsisten memicu perasaan negatif, iri, atau tidak nyaman. Tujuannya adalah membersihkan feed kamu dari konten yang tidak konstruktif.

Jika kamu menginginkan jeda yang lebih substansial, pertimbangkan untuk menonaktifkan akun media sosialmu untuk sementara waktu atau bahkan menghapus aplikasi dari ponselmu. Metode ini akan menghilangkan godaan untuk scroll tanpa henti dan memberimu ruang untuk fokus pada dunia nyata. Durasi detoks bisa disesuaikan dengan kebutuhan kamu, mulai dari beberapa hari, seminggu penuh, sebulan, atau bahkan periode yang lebih panjang.

Bagi kamu yang ingin memulai secara bertahap, membatasi waktu penggunaan harian adalah langkah awal yang sangat baik. Kamu bisa mulai dengan mematikan semua notifikasi agar tidak mudah terdistraksi. Selain itu, menghindari akses media sosial sebelum tidur akan membantu meningkatkan kualitas istirahatmu. Mengatur jadwal khusus untuk mengakses media sosial—misalnya, hanya pada jam-jam tertentu di siang hari—juga dapat membantu kamu mengontrol kebiasaan ini.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kamu akan lebih bijak dalam mengelola waktu serta pikiran dan emosimu saat berinteraksi dengan ponsel.

Kalau kamu membutuhkan tempat yang bisa bantu dirimu berkembang dan eksplor hal baru selama kuliah, AIESEC bisa menjadi jawaban terbaik untukmu, mulai dari manajemen soft skills dan hard skillsleadership, kegiatan volunteering, hingga karir internasional.

Cek dan follow Instagram @brawijayaleads supaya kamu nggak ketinggalan peluang untuk pengembangan dirimu ya!

(vlr/wlm)


Ingin tahu informasi program dan event menarik lainnya dari AIESEC? Cek lebih lanjut tentang organisasi kepemimpinan internasional AIESEC di Indonesia melalui akun Instagram kami @aiesecindonesia.